MGMP PAI SMP HARUS JADI MOTOR PENGGERAK PERUBAHAN

BANDUNG, DITPAI – MGMP PAI sebagai wadah kegiatan profesional bagi para guru mata pelajaran pendidikan agama Islam seyogyanya mampu memperluas wawasan dan pengetahuan guru PAI dalam berbagai hal, khususnya penguasaan substansi materi pembelajaran PAI , penyusunan silabus, penyusunan bahan-bahan pembelajaran PAI, strategi pembelajaran PAI, metode pembelajaran PAI. “MGMP PAIsebagai lembaga profesi, yang memiliki visi dan misi yang jelas dan sama antar wilayah harus sudah profesional. Artinya tidak ada kecenderungan ataupun tendensi terhadap kekuatan partai politik tertentu, apalgi bisa disetir dan diarahkan”. Jelas Dr. H. Amin Haedari, M.Pd dalam acara pemberdayaan dan pengembangan MGMP PAI SMP yang diadakan Direktorat Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendis Kementerian Agama RI pada tanggal 17-19 Juni di The Majesty Hotel Bandung.

Menurutnya, MGMP PAI harus mampu melakukan perubahan-perubahan, paling tidak menjadi motor penggerak perubahan didaerahnya masing-masing.
Ada beberapa program yang diluncurkan Direktorat Pendidikan Agama Islam untuk mempercepat perkembangan PAI di daerah, diantaranya visiting guru. Visiting guru PAI ialah, di mana akan dikirim guru-guruPAI ke daerah tertentu agar terjadi akselerasi pengetahuan yang akan dilakukan oleh guru-guru PAIberprestasi yang mempunyai dedikasi tinggi dalam melakukan pendampingan, melakukan sharing, diskusi, dan sebagainya.

Selain itu, Dit. PAI juga meluncurkan program PAI unggulan. PAI Unggulan Adalah sebuah sistem yg menyeluruh, bukan dilihat dari aspek mapelnya yang berbasis ICT saja, akan tetapi bagaimana mengimplementasikan PAI dari seluruh aspek kehidupan di sekolah. Begitu masuk ke sekolah, siswanya ramah, gurunya ramah, satpamnya juga ramah, bahkan OB-nya juga ramah. Budaya PAI tercermin dalam sekolah. Sambung Direktur PAI

Sementara itu, Dr. Nifasri Muh Nir, M.Pd, Kasubdit PAI pada SMP mengatakan bahwa PAI memiliki peranan yang sangat strategis dalam membentuk karakter bangsa yang beriman dan bertakwa. Namuan, Saat ini PAIdi sekolah belum optimal.

Menurut Kasubdit PAI pada SMP, Ada beberapa faktor penyebab kenapa PAI belum optimal. Pertama, faktor internal antara lain, (1) GPAI belum memiliki kualifikasi dan kompetensi yang memadai, termasuk sertifikasi; (2) Manajemen GPAI masih lemah, misalnya tamatan SMA/SMK mengajar agama; (3) Hubungan guru dan murid sebatas di kelas. GPAI selama ini tidak bertindak sebagai ustadz di sekolah. Semestinya, GPAI, di sampaing sebagai guru, juga sebagai tempat bertanya segala hal, baik oleh murid, guru yang lain, maupun masyarakat; (4) Hubungan guru PAI dan guru non PAI kurang harmonis. Terkesan GPAI merasa minder. Kedua, faktor institusional. Banyak di antara SMP tidak memiliki sarana prasarana ibadah, tidak memiliki laboratorium agama, tidak memiliki pustaka agama, dan sebagainya.
Untuk mengoptimalkan PAI Direktorat Pendidikan Agama Islam (Dit. PAI) terus berupaya meningkatkan kualifikasi dan kompetensi GPAI. Hampir 90% anggaran di Dit. PAI dialokasikan untuk meningkatkan kualifikasi GPAI. Upaya peningkatan kualifikasi dan kompetensi GPAI dimaksud dengan memberikan bantuan antara lain: (1) bantuan beasiswa kualifikasi S1 bagi GPAI; (2) bantuan peningkatan kompetensi guru (PKG)PAI; (2) bantuan beasiswa S2 Pengawas dan GPAI calon pengawas. Tukasnya.

Sumber:http://pendis.kemenag.go.id/kerangka/pais.htm

Tinggalkan komentar